Bayi mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dan dalam waktu yang singkat. Tumbuh kembang dan motorik bayi harus dirangsang oleh orang tua agar ia bisa tumbuh dan berkembang sesuai usianya. Namun, para orang tua sering kali menerapkan stimulasi yang salah ketika melatih motorik bayi.
Motorik adalah kemampuan untuk menggerakan anggota tubuh yang terbagi menjadi dua, yaitu motorik halus dan kasar. Motorik halus adalah gerakan yang melibatkan otot-otot kecil seperti bibir, ekpresi wajah, berbicara dan lainnya. Sedangkan motorik kasar adalah gerakan yang melibatkan otot-otot di seluruh tubuh seperti tengkurap, merangkak, berdiri, berjalan, dan lain sebagainya.
Untuk memperoleh semua kemampuan tersebut, bayi perlu diberikan stimulasi atau rangsangan. Namun, jika stimulasi motorik dilakukan dengan cara yang salah, itu bisa menghambat perkembangan bayi bahkan bisa membuatnya cedera.
Baca juga artikel Medikacare lainnya : Waspadai Penyebab Bayi Gampang Sakit - Medikacare
Stimulasi yang salah untuk melatih motorik bayi
Berikut ini adalah beberapa stimulasi yang salah ketika melatih motorik bayi yang harus bunda perhatikan:1. Mengajak berbicara dengan bahasa bayi
Mengajak bayi berbicara dengan bahasa bayi atau bahasa cadel bisa membuat motorik halusnya mengalami keterlambatan karena bayi akan mengikuti apa yang dia dengar dan lihat. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, bunda bisa mengajaknya berkomunikasi seperti biasa biasa agar si kecil tidak mengalami keterlambatan berbicara.2. Memberikan gadget
Gadget yang diberikan pada bayi sebagai sarana hiburan dapat memengaruhi perkembangan motorik halusnya. Film yang dilihatnya melalui gadget bisa membuatnya mengalami keterlambatan berbicara. Pasalnya, gadget hanya berfokus satu arah dan tidak dapat merespons bayi.3. Kurangnya perhatian terhadap bayi
Kurang memperhatikan atau kurang peduli terhadap bayi bisa membuatnya takut untuk mencoba hal baru, seperti merangkak, berdiri, berjalan dan lainnya. Saat menstimulasi kemampuan motorik bayi, bunda harus selalu memperhatikan dan menyemangatinya agar ia tidak takut untuk melakukan kemampuan barunya.Baca juga artikel Medikacare lainnya : Mainan yang cocok untuk bayi dibawah 6 bulan - Medikacare
4. Memaksakan posisi
Menempatkan bayi dalam posisi yang tidak nyaman atau memaksakan posisi tertentu pada bayi dapat menyebabkan cedera dan merusak perkembangan motorik mereka. Hindari memaksakan bayi untuk duduk atau berdiri terlalu cepat, karena kemampuan mereka untuk melakukan gerakan ini bergantung pada perkembangan otot dan kemampuan koordinasi tubuh mereka.5. Menggunakan alat bantu yang salah
Beberapa orang tua menganggap bahwa penggunaan alat bantu, seperti baby walker atau jumper, dapat membantu dalam melatih motorik bayi. Padahal, penggunaan alat bantu yang salah dapat menghambat perkembangan motorik bayi.Misalnya, penggunaan baby walker sebenarnya dapat meningkatkan risiko cedera karena bayi belum cukup kuat untuk mengendalikannya. Jadi, alat bantu yang digunakan untuk menstimulasi motorik bayi perlu disesuaikan dengan tahapan usianya.
Baca juga artikel Medikacare lainnya : Manfaat balance bike untuk anak - Medikacare
6. Terlalu memaksa
Bayi belum memiliki kontrol atas gerakan tubuhnya. Memaksa bayi untuk melakukan gerakan tertentu sebelum mereka siap dapat menyebabkan cedera atau bahkan menyebabkan bayi mengalami stres.Hal ini juga dapat menghambat kemampuan mereka untuk bereksplorasi dan mengembangkan gerakan secara alami. Jadi, hindari memaksa bayi untuk melakukan gerakan tertentu atau mencoba memaksa mereka untuk mengikuti jadwal yang ketat.
Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila bunda memperhatikan kebutuhan-kebutuhan bayi yang sesuai dengan tahapan perkembangannya. Pada tahap perkembangan awal, si kecil berada pada tahap sensorimotor. Bunda harus mengasah motorik bayi agar perkembangannya tidak terlambat dan sesuai dengan tahapan usianya.
Dalam melakukan stimulasi motorik, penting untuk diingat bahwa setiap bayi berkembang dengan kecepatan dan waktu yang berbeda untuk mengembangkan kemampuan motoriknya. Oleh karena itu, hindari membandingkan perkembangan motorik si kecil dengan bayi lainnya.